Kok ceritanya tentang TMP ? nggak gaul banget sih ?
yah, mungkin itu sebagian yang terlewat dari pikiran teman-teman. yah, sebenernya ini adalah pengalaman saya sendiri, tepatnya waktu saya datang kesana,
saya pengin cerita, ini bukan cerita mistis, hanya realita saat ini. saya datang ke TMP tepatnya pukul 16.15, saya datang sendiri dengan maksud dan tidak lain hanyalah mendoakan, Ya, yang saya tau bahwa seseorang yang berjasa untuk Indonesia, tentu kita sebisa mungkin menghormatinya, salah satunya dalah mendoakannya. Bukan syirik, dan bukan pula musyrik. Setelah saya rasa cukup berdoa, saya berniat pulang. Di tengah jalan menuju, gerbang saya mampir dulu ke tempat orang yang menjaga dan merawat Taman Makam Pahlawan.
Beliau bercerita banyak kepada saya, salah satu yang begitu tragis saat ini adalah jiwa para pemuda sekarang. Kita tahu bahwa kita hhidup di negara yang berkembang, dimana budaya dan teknologi masuk dengan begitu mudahnya, dan sayangnya kita belum bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Kini pemuda mungkin lupa akan sosok yang telah menjadikan mereka merdeka, menjadikan mereka bebas dari tekanan penjajah. Yah, mungkin mereka akan mengatakan "itu kan takdir Tuhan!". Saya tahu semua takdir Tuhan, tapi siapa yang berusaha untuk memerdekakan ?
Dalam batin saya, saya hanya bisa berkata " oh ya, apa yang dikatakan bapak itu benar, yah, kita generasi muda disibukkan duniawi, yah hampir bisa disebut sekuler". Dari sini saya dapat mengambil sebuah kesimpulan umum bahwa generasi muda telah melupakan jas merah.
Saya ingin menyampaikan kepada teman-teman :
1. bahwasanya kita bisa seperti ini karena Pahlawan kita
2. Kita jangan pernah lupakan jasa para Pahlawan kita
3. Mari kita introspeksi diri kita, untuk lebih menghargai jasa Pahlawan kita, jangan lupa doakan
Pahlawan kita.
Semoga kita menjadi generasi berkepribadian Pancasila, dan bisa bermanfaat buat negeri Indonesia. Salam Semangat !
SONIDANENI
SONIDANINE
SINODANENI
SINODANINE
SINIDANONE
SINIDANENO
NINODANISE
INDONESIA
NB: Berbeda-beda tapi tetap satu
Category:
1 komentar
Begitu Mulianya Sang Pemaaf
mungkin ada yang udah pernah dengar cerita ini...
buat yang belom tau mungkin berguna...
buat yang udah tau ya sekedar mengingatkan aja...
ceritanya kurang lebih begini...
suatu saat datanglah seorang sahabat kepada rasulullah...
rasulullah berkata padanya, apakah engkau ingin melihat salah seorang
penghuni surga...dia belum meninggal, tapi namanya sudah tercantum di
pintu surga...
siapakah dia, kata sahabat...
kemudian rasulullah menunjukkan seorang...
seorang yang cuma kuli panggul saja...
sang sahabat penasaran...
ia mendatangi si kuli panggul ini...
ia berkata, sobat bolehkah saya menginap di rumahmu...
saya tidak punya rumah yang bagus, kata si kuli panggul...
rumah saya begitu jelek, lanjutnya...
sahabat berkata, tidak apa-apa... saya punya masalah dengan keluarga
saya...
jadi saya perlu tinggal di luar rumah beberapa saat...
Oooh... boleh saja, kata sang kuli panggul...
sebenarnya sahabat tidak mempunyai masalah dengan keluarganya...
ia hanya ingin mengetahui apa yang diperbuat sang kuli panggul di
malam
hari sehingga namanya sudah tercatat di pintu surga...
padahal ia saja yang setiap malam bangun sholat dan berdzikir,
rasulullah
tidak mengatakannya sebagai penghuni surga...
jadilah sang sahabat menginap di rumah sang kuli panggul...
malam pertama lewat begitu saja... sang kuli panggul bahkan tidak
bangun
malam... ia tidur terlelap saja... setelah sholat isya...
sang sahabat makin penasaran...
malam kedua juga begitu...
sang kuli terlelap dengan enaknya...
malahan sampai mendengkur...
ia sama sekali tidak bangun malam...
sampai malam ketiga tidak ada perubahan...
sahabat akhirnya mendatangi rasulullah...
mengadukan semua kejadian itu...
rasululah berkata, tanyalah kepadanya mungkin dia punya amalan
tertentu...
sahabat kembali mendatangi sang kuli panggul...
si kuli panggul berkata, aku tidak punya amalan tertentu...
paling-paling tiap malam aku hanya berdoa pada Allah...
sahabat kembali kepada rasulullah dan mengatakan semua itu...
rasulullah berkata, ya doa itulah yang mengakibatkan ia tercantum
sebagai
penghuni surga...
sahabat dengan rasa penasaran yang makin memuncak kembali mendatangi
si
kuli panggul dan menanyakan doa apa yang ia panjatkan setiap malam...
si kuli panggul berkata, di dalam doa saya berkata bahwa
saya memaafkan
orang-orang yang telah menyakiti saya, orang-orang yang berbuat salah
pada
saya baik sengaja maupun tidak sengaja, sesungguhnya saya ingin meniru
sifat-sifat Allah, sifat-sifat pengasih (arrahman) dan penyayang
(arrahim)
yaitu sifat Allah yang memaafkan hambanya yang melakukan kesalahan.
Kemudian saya tidur dengan hati yang bersih... sehingga tidur saya pun
begitu nyenyak dan tentram...
sahabat mengatakan semua itu pada rasulullah...
rasulullah berkata, ya orang itu tercantum namanya di pintu surga
karena
doanya itu...
ia adalah orang yang begitu bersih hatinya...
kebersihan hati dan rasa pemaaf itulah yang membuat Allah mencantumkan
namanya di pintu surga...
subhanallah...
Cheers;
No human relation gives one possession in another - every two souls are
absolutely different. In friendship or in love, the two side by side
raise
hands together to find what one cannot reach alone. (Khalil Gibran from
Mary
Haskell's JournalJune 8, 1924.)
SOURCE :http://bangdolfi.blogspot.com/2012/05/begitu-mulianya-sang-pemaaf-menurut.html
Category:
0
komentar
Kita Wajib Tahu tentang ini :
1. Jogjakarta, 12 Nopember 1945
Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh.
Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga.
2. Jogjakarta, 1 Januari 1946
Tentara bukan merupakan suatu golongan diluar masyarakat, bukan suatu kasta yg berdiri diatas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.
3. Jogjakarta, 17 Pebruari 1946
Kami tentara Republik Indonesia akan timbul dan tenggelam bersama negara.
4. Jogjakarta, 25 Mei 1946
Sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negara Republik Indonesia, yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, sampai titik darah penghabisan.
5. Jogjakarta, 27 Nopember 1946
Karena kewajiban kamulan untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.
6. Jogjakarta, 5 Oktober 1949
Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai tni dikuasai oleh partai politik manapun juga.
Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan parjurit yang mudah dibelokkan haluannya, kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.
7. Jogjakarta, Januari 1948
Bahwa kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.
8. Jogjakarta, 17 Agustus 1948
Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntu bela, siapapun lawan yang aku hadapi.
9. Jagjakarta, 1 Agustus 1949
Bahwa satu-satunya hak milik nasional/republic yang masih utuh tidak berubah-ubah, meskipun harus mengalami segala macam soal dan perubahan, hanyalah angkatan perang Republik Indonesia (Tentara Nasional Indonesia)
10. Jogjakarta, 4 Oktober 1949
Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan provokasi-provokasi yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai patriot.
Angkatan perang Republik Indonesia lahir dik medan perjuangan kemerdekaan nasional. Ditengah-tengah dan dari revolusirakyat dalam pergolakan membela kemerdekaan itu, karena itu angkatan perang Republik Indonesia adalah :
1. Tentara Nasional.
2. Tentara Rakyat.
3. Tentara Revolusi.
Esensinya adalah bahwa Prajurit TNI harus memiliki militansi sbb:
1. Memiliki keunggulan moral dan moril.
2. Pantang menyerah dan rela berkorban.
3. Senantiasa bersama-sama rakyat.
1. Jogjakarta, 12 Nopember 1945
Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh.
Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga.
2. Jogjakarta, 1 Januari 1946
Tentara bukan merupakan suatu golongan diluar masyarakat, bukan suatu kasta yg berdiri diatas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.
3. Jogjakarta, 17 Pebruari 1946
Kami tentara Republik Indonesia akan timbul dan tenggelam bersama negara.
4. Jogjakarta, 25 Mei 1946
Sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negara Republik Indonesia, yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, sampai titik darah penghabisan.
5. Jogjakarta, 27 Nopember 1946
Karena kewajiban kamulan untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.
6. Jogjakarta, 5 Oktober 1949
Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai tni dikuasai oleh partai politik manapun juga.
Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan parjurit yang mudah dibelokkan haluannya, kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.
7. Jogjakarta, Januari 1948
Bahwa kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.
8. Jogjakarta, 17 Agustus 1948
Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntu bela, siapapun lawan yang aku hadapi.
9. Jagjakarta, 1 Agustus 1949
Bahwa satu-satunya hak milik nasional/republic yang masih utuh tidak berubah-ubah, meskipun harus mengalami segala macam soal dan perubahan, hanyalah angkatan perang Republik Indonesia (Tentara Nasional Indonesia)
10. Jogjakarta, 4 Oktober 1949
Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan provokasi-provokasi yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai patriot.
Angkatan perang Republik Indonesia lahir dik medan perjuangan kemerdekaan nasional. Ditengah-tengah dan dari revolusirakyat dalam pergolakan membela kemerdekaan itu, karena itu angkatan perang Republik Indonesia adalah :
1. Tentara Nasional.
2. Tentara Rakyat.
3. Tentara Revolusi.
Esensinya adalah bahwa Prajurit TNI harus memiliki militansi sbb:
1. Memiliki keunggulan moral dan moril.
2. Pantang menyerah dan rela berkorban.
3. Senantiasa bersama-sama rakyat.
Category:
0
komentar
Langganan:
Komentar (Atom)